Jumat, 03 Juli 2015

sejarah dalam film

  • MERZIFONLU KARA MUSTAFA PASHA
    SANG PENAKLUK EROPA YANG GAGAL TOTAL
    Dengar Baik-Baik
    Wahai tentaraku, kita memiliki sejarah yang mulia! Kita telah merebut banyak benteng dan kota-kota yang paling sulit! Kita telah melewati pegunungan yang tinggi! Kita telah mematahkan tombak-tombak yang dilemparkan musuh ke dada kita. Kita turunkan dan robek bendera musuh yang mereka tancapkan dengan kesombongan! Demi kemuliaan kita rela mati dan menderita!
    Hari ini sudah saatnya bagi kita membuktikan kepada pendahulu kita, kita layak menjadi penerus mereka! Ingatlah! Kemenangan besar hanya bisa dicapai dengan iman. Dengan keberaninan kita akan menerobos tembok-tembok itu! Esok harinya kita akan bangun di pagi yang cerah, yang tak pernah dilihat hamba Allah yang lain. Kita tidak akan mati sebelum musuh bertekuk lutut dihadapan kita.
    ALLAHU AKBAR!
    ALLAHU AKBAR!
    ALLAHU AKBAR!
    - Sultan Muhammad Al-Fatih berpidato di depan benteng terkuat Konstantinopel setelah kalah perang selama empat puluh hari dan akhirnya menang, yang sekarang menjadi negara Turki dengan ibu kotanya Ankara. Dengan kota terbesarnya adalah Istanbul yang pada awalnya bernama Islambul atau kota Islam. Seandainya semua negara di dunia ini menjadi satu negara, maka Turkilah yang akan menjadi ibu kotanya, karena letak geografis Turki berada antara dua daratan yaitu Eropa dan Asia.
    ____________________________________________________________
    KISAH PERJUANGAN KARA MUSTAFA PASHA
    Merzifonlu Kara Mustafa Pasha (1634/1635 - 25 Desember 1683) adalah seorang pemimpin militer Ottoman dan wazir agung yang merupakan karakter sentral dalam upaya terakhir Kekaisaran Ottoman pada ekspansi ke Eropa.
    Lahir dari orang tua yang berdarah Turki Merzifon, awalnya ia menikah dengan gadis dari keluarga berpengaruh Köprülü dan setelahnya menjabatan sebagai utusan ke Damaskus untuk saudara iparnya grand wazir Koprulu Fazil Ahmed Pasha. Dan antara tahun 1663 atau 1666 ia menjadi Kapudan Pasha (Grand Admiral dari Angkatan Laut Ottoman).
    Ia menjabat sebagai komandan pasukan darat dalam perang melawan Polandia pada tahun 1672, yang berakhir dengan dimasukkannya provinsi Podolia ke dalam kekaisaran Ottoman. Kemenangan tersebut memungkinkan Ottoman untuk mengubah daerah Cossack dari Ukraina selatan menjadi protektorat. Pada 1676, ketika saudaranya iparnya Koprulu Fazil Ahmed Pasha meninggal, Mustafa menggantikannya sebagai perdana menteri. Dan pada tahun 1678 terjandi pemberontakan di Cossack yang pada akhirnya Kara Mustafa kurang berhasil mengatasi pemberontakan ini karena campur tanggan Rusia yang membantu para pemberontak Cossack dan membuat Turki menandatangani perjanjian damai pada tahun 1681, yang berakhir pada dikembalikannya tanah Cossack kepada Rusia.
    Pada 1683, ia meluncurkan kampanye utara ke Austria dalam upaya terakhir untuk memperluas kerajaan Ottoman setelah lebih dari 150 tahun berperang. Pada pertengahan Juli, dengan tentaranya yang berjumlah 100.000 orang telah mengepung Wina (dijaga oleh 10.000 tentara Habsburg). Pada bulan September, ia telah mempelajari segala seluk beluk benteng dan musuhnya sang kara mustafa berfikir dia akan menang atas Wina.
    Tapi pada tanggal 12 September 1683, tentara gabungan Jerman dan Polandia di bawah Raja Jan Sobieski mengambil keuntungan dari kelengahan sang Kara Mustafa dalam memperhitungkan strategi, dia tidak menyangka sebelumnya bahwa ada satu point yang terlewat dari hasil berbulan-bulan Kara Mustafa mempelajari benteng musuhnya itu, yaitu bukit disekitar benteng yang menjadi akhir dari perjalanan hidup Kara Mustafa, disanalah pasukan gabungan Jerman dan Polandia menyerang posisinya. Ini semua bermula ketika orang-orang didalam benteng yang sudah dikepung pasukan Kara Mustafa itu memberi kode untuk bala bantuan dari luar dengan sekam api yang dilontarkan ke udara tanpa Kara Mustafa menyadari bahwa itu adalah kode dari musuhnya untuk memanggil bantuan dari luar benteng.
    Terlambat sudah bagi Kara Mustafa untuk menyadari kelalaiannya, panglima pasukan gabungan Jerman Polandia mengirim pesan kepada Kara Mustafa bahwa mereka telah mengepungnya dari balik bukit dan memintanya untuk mundur. Akhirnya drama pengepungan ini yang seharusnya Kara Mustafa mengepung musuhnya yang ada didalam benteng sekarang berbalik Kara Mustafalah yang dikepung dari dua arah dari balik bukit dan dari dalam benteng! Paniklah orang tua ini dan memerintahkan pasukannya untuk dibagi dua menghadapi dua pasukan yang mengepung mereka.
    Dan sang penakluk ini akhirnya berperang bersama para pasukannya sampai pada tanggal 25 Desember 1683, Kara Mustafa dieksekusi di Belgrade. Dia Kara Mustafa meninggal dengan tali sutra yang diikatkan di lehernya, dan itu merupakan hukuman mati yang dijatuhkan pada orang-orang yang berpangkat tinggi di Kekaisaran Ottoman. Kata-kata terakhirnya adalah, "Pastikan Anda mengikat simpul yang tepat". Lalu kepala Kara Mustafa dipenggal dan dikirim ke kepada Sultan Mehmed IV.
    Disinilah akhir dari perjuangan antara AGAMA dan KEKERASAN, dan pada dasarnya Islam tidak pernah membenarkan merebut kekuasaan dengan cara kekerasan seperti sang Kara Mustafa sudah lakukan. Kalian orang-orang Islam seharusnya belajar dari sejarah yang nyata, yang sudah terbukti bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Dan kalian tahu? Sang pahlawan yang pada akhirnya kalah dengan hina ini dicap oleh bangsa Eropa hingga sekarang ini sebagai seorang "PENAKLUK!" dan "BUKAN PEMBAWA KEMENANGAN". Ada dimana kalian Sobat-Sobatku sekalian harus belajar dari masa lalu, dari kesalahannya, dari kemenangannya dan dari apapun yang bisa Sobat petik pelajarannya.
    Jadilah agen Muslim yang lebih toleran, lebih cinta damai, lebih memakai otak/akal/fikiran untuk meraih sebuah kekuasaan yaitu tegaknya Islam di bumi Allah ini. Mulai sekarang jangan rasis dia yang Nasrani biarlah nasrani, dia yang yahudi biarlah Yahudi, dia yang kafir biarlah kafir tugas kita adalah memberi kabar gembira dan juga peringatan, dan jangan sebar kebencian.
    Saya ada reference buku /film yang bagus untuk kalian baca Sob, Covernya dibawah ini :
    ARTIKEL KARYA : ADITYA VON HERMAN
    DIAMBIL DARI BLOG : ASTERPRESCOTT.BLOGSPOT.COM
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar