Kebahagiaan Bukan Perasaan
Pikiran tidak pernah menemukan
kebahagiaan. Kebahagiaan bukan sesuatu untuk dikejar dan ditemukan,
seperti perasaan. Perasaan dapat diperoleh berkali-kali, karena setiap
kali perasaan selalu lenyap; tetapi kebahagiaan tidak bisa ditemukan.
Ingatan akan kebahagiaan hanyalah perasaan, suatu reaksi yang memihak
atau menentang saat kini. Yang sudah lenyap bukanlah kebahagiaan;
pengalaman akan kebahagiaan yang sudah lenyap adalah perasaan, oleh
karena ingatan adalah masa lampau, dan masa lampau adalah perasaan. Kebahagiaan bukan perasaan. ...
Apa yang Anda ketahui adalah masa lampau, bukan saat kini; dan masa
lampau adalah perasaan, reaksi, ingatan. Anda ingat dulu Anda
berbahagia; dan dapatkah masa lampau menguraikan apa kebahagiaan itu? Ia
bisa mengingat-ingat, tapi ia tidak bisa menghadirkan. Pengenalan
bukanlah kebahagiaan; tahu apa artinya berbahagia bukanlah kebahagiaan.
Pengenalan adalah respons ingatan; dan dapatkah batin, timbunan rumit
dari ingatan, pengalaman, pernah berbahagia? Pengenalan itu sendiri
menghalangi proses mengalami.
Jika Anda sadar Anda berbahagia,
adakah kebahagiaan? Jika terdapat kebahagiaan, apakah Anda sadar akan
itu? Kesadaran hanya muncul bersama konflik, konflik ingatan akan hal
yang lebih banyak. Kebahagiaan bukanlah ingatan akan hal yang lebih
banyak. Bila terdapat konflik, tidak ada kebahagiaan. Konflik ada di
pikiran. Pikiran pada tingkat apa pun adalah respons dari ingatan;
dengan demikian pikiran mau tidak mau menghasilkan konflik. Pikiran
adalah perasaan, dan perasaan bukanlah kebahagiaan. Perasaan
terus-menerus mencari pemuasan. Tujuannya adalah perasaan, tetapi
kebahagiaan bukanlah tujuan; ia tidak bisa dicari.
~ J Krishnamurti, Buku Kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar