Sabtu, 04 Juli 2015

Apa itu Rudraksha


RUDRAKSHA (GENITRI) UNTUK KEMAKMURAN, KESEHATAN, KEDAMAIAN DAN KEMAJUAN SPIRITUAL
Apa itu Rudraksha

Rudraksha (Genitri) atau Elaeocarpus Ganitrus termasuk jenis pohon besar berdaun lebar, dengan tinggi maksimal dapat mencapai 25 s/d 30 meter. Memiliki batang yang tegak dan bulat berwarna cokelat, daunnya berbentuk tepian bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Bijinya keras, awet dan bisa digunakan hingga delapan generasi.

Biji rudraksha identik digunakan sebagai bahan utama mala terbaik untuk melakukan japa. Dalam bahasa sansekerta, rudraksha berasal dari kata rudra yang berarti Dewa Shiwa dan aksa yang berarti mata. Sehingga arti keseluruhan rudraksha adalah mata Dewa Shiwa. Sebutan ini berasal dari sebuah legenda Hindu, dimana Dewa Shiva terbangun dari sebuah periode meditasi yang sangat panjang, karena merasa terharu, air mata beliau menetes. Satu tetes air mata itu kemudian tumbuh menjadi pohon rudraksha.

Di Indonesia, manifestasi air mata Dewa Shiva itu populer dengan sebutan ganitri, genitri atau jenitri. Indonesia merupakan penghasil biji rudraksha terbesar di dunia. Indonesia memasok 70% kebutuhan rudraksha yang diekspor dalam bentuk butiran biji. Sebanyak 20% pasokan lainnya dari Nepal. Sedangkan India, negara yang paling banyak menggunakan rudraksha hanya memproduksi 5% saja. Menurut hasil penelitian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor, pohon Elaeocarpus Ganitrus banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan dan Bali.

Manfaat dan Kegunaan

Selama ribuan tahun, rudraksha banyak digunakan oleh para yogi di India, Nepal dan Himalaya untuk mencapai pencerahan dan pembebasan. Rudraksha bukan hanya sekedar sebagai alat hitung dalam melakukan japa (mantra yoga), melainkan juga sebagai sarana untuk meremajakan pikiran, tubuh dan jiwa, sehingga kualitas hidup secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Tidak hanya itu, rudraksha juga banyak digunakan pada bidang kesehatan sebagai bahan berbagai obat-obatan Ayur Veda.

Menurut hasil penelitian Dr. Suhas Roy dari Indian Institute of Technology di Banaras India pada tahun 1993, sifat bioelektrokimia pada biji rudraksha dapat mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung dan merangsang sistem otak pusat. Hasilnya akan timbul perasaan tenang, damai dan berpikiran positif.

Dalam riset lain dari Indian Institute of Technology, diketahui bahwa biji rudraksha memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48. Artinya ketika misalnya digunakan untuk melakukan japa, rudraksha memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan faraday, yang muncul dari hasil konduksi elektron alkalin. Karena itulah rudraksha diyakini dapat mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai gangguan psikologi lainnya.

Dari hasil riset Singh R.K. dari Departement of Pharmacology, Banaras Hindu University India, diketahui bahwa biji rudraksha tidak saja berkhasiat saat dikalungkan di leher tapi juga bagus untuk diminum air rendaman atau rebusannya, karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Biji rudraksha direndam semalam, lalu diminum saat perut kosong. Bila disertai dengan mengalungkan rudraksha di leher, dalam tujuh hari terbukti efektif meredam hipertensi, memastikan sirkulasi darah yang ideal untuk tubuh dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Rudraksha juga berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri, kanker dan radang. Glikosida, teroid, alkaloid dan flavonoid yang terkandung dalam rudraksha baik untuk kesehatan paru-paru.

Hasil riset A.B. Ray dari Departement of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University India, menunjukkan bahwa senyawa alkaloid yang terkandung dalam rudraksha antara lain : pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine dan elaeocarpiline. Senyawa tersebut memiliki khasiat untuk meluruhkan lemak badan. Caranya, 25 gram biji rudraksha kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus.

Kehebatan Rudraksha

Sepanjang sejarah pengobatan kuno india, yaitu Ayur Veda, biji dan mukhi (muka) rudraksha seringkali dipergunakan dalam berbagai jenis perawatan tubuh dan mengobati berbagai jenis penyakit. Setiap mukhi biji rudraksha dipercaya memiliki manfaat spesifik dan kekuatan khusus dalam mengubah cara pandang dan kepribadian seseorang. Sifat elektromagnetik yang kuat, paramagnetik dan sifat induktif yang dimiliki rudraksha, dapat menimbulkan impuls listrik dikirim ke otak, merangsang pusat otak tertentu yang menyebabkan transformasi positif dalam cara pandangan, kharisma, kepribadian, dan kepercayaan diri pada para pemakai biji rudraksha.

Dalam budaya timur, biji rudraksha ini diyakini memiliki kekuatan spiritual dan supranatural. Artinya biji rudraksha memiliki keajaiban membantu menjalani hidup dengan lebih baik secara jasmani maupun rohani.

Biji rudraksa dapat memiliki sejumlah mukhi, mulai mukhi 1 s/d mukhi 38. Yang paling umum adalah mukhi 5 atau Pancamukhi Rudraksha. Mukhi yang paling langka adalah mukhi 1 atau Ekamukhi Rudraksha dan Trijuti Rudraksa.

Biji Rudraksha memiliki kekuatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan. Siapapun yang menggunakan biji rudraksha akan dapat merasakan bahwa hal itu meningkatkan kedamaian pikiran, ketenangan, kesehatan yang lebih baik, kesuksesan, kemakmuran dan keberuntungan. Depresi dan kemurungan adalah hal yang dapat ditangkal oleh biji rudraksha dalam waktu singkat. Karena itu biji rudraksha juga dikenal dengan sebutan “biji pelenyap kegundahan”.

Hanya dengan menggenggam biji rudraksha dengan tangan atau memakainya hanya dalam jangka waktu beberapa jam saja, seseorang dapat jelas merasakan meningkatnya energi vitalitas, relaksasi yang mendalam dan perasaan tenang. Kita merasa jauh lebih baik dan berbeda ketika biji rudraksha bersentuhan dengan badan kita.

MANFAAT BILA RUDRAKSHA BERSENTUHAN DENGAN KULIT :

₪ Membuat suhu badan menjadi sejuk
₪ Meredakan gangguan jantung dan tekanan darah rendah
₪ Meningkatkan daya ingat, kejernihan pikiran dan kesadaran
₪ Memperbaiki kinerja sistem syaraf
₪ Membantu mengheningkan pikiran, melepaskan pikiran negatif
₪ Memperlambat proses penuaan

COPAS
— bersama Ketut Sankarya Dollas, Mangku Nyoman Weda, Pesraman BaliDwipa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar